Analogi Ilmu dalam Pandangan

"Maa utitum mina al 'ilmi illa qolilan". Amalan ramadhan adalah belajar melalui kosmologi ilmu. Kenapa di bulan ramadhan umat muslim dianjurkan tadarus qur'an, dzikir, wirid dan sebagainya? Orang awam secara tradisional akan terilhami oleh banyaknya pahala yang dijanjikan Allah (berlipat ganda), dan ini boleh jadi benar adanya, karena itu semua hak prerogatif Allah. Tapi ada ruang lain yang bisa kita baca. Bulan ramadhan merupakan locus (kawah candradimuka) untuk mendapatkan kearifan, yang merupakan puncak tertinggi pencapaian ilmu dalam Islam. Kesemuanya itu melalui proses, emanasi (pancaran) dan illuminasi (pencerahan) yang berpijak dari Sang Theophanic (Allah) sebagai sumber dari segala sumber ilmu. Mungkin terlalu platonik (atau bahkan neo platonik), tapi begitulah kenyataan. Ketika seorang Roddy Rocker (yang aristotalian) gagal membuat simulasi probabilitas matematis terhadap fenomena alam dan sosial, yang akhirnya sampai pada kesimpulan "undefinedly". Maka ada benarnya jika Ali Syari'ati, Hossen Nasr, ataupun Mehdi Hairi Yazdi menawarkan jalan alternatif terhadap metodis al hikmah al isyroqiyyah, juga ilmu hudluri, yang membentangkan metafisis sebagai wujud unitas ilmu dan kesadaran universalitas pengetahuan. Begitu pun juga dengan puasa di bulan ramadhan.(is)

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger