
Namun, yang disayangkan dari proses demokratisasi dalam tubuh partai tersebut tidak berjalan seperti yang kita harapkan sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Hatta Radjasa terpilih secara aklamasi yang artinya dia sebagai calon tunggal dalam konres tersebut. Seolah di sini hanya menggambarkan bahwa sesungguhnya jargon demokrasi yang diusung parpol tersebut hanya sebagai slogan semata, hanya untuk menarik massa pemilih pada Pemilu.
Dalam proses tersebut juga bisa digambarkan bahwa betapa kita secara mental berdemokrasi masih belum siap secara keseluruhan, cenderung setengah-setengah. Masih ada calon yang sungkan, ciut dan bahkan intervensi yang sangat kuat menjadikan ajang kongres ini hanya sebagai rutinitas formal partai. Bahkan ada kabar yang juga menyatakan bahwa saingan terkuat dari Hatta Radjasa, yaitu Dradjad Wibowo otomatis menjadi Wakil Ketua Umum. Nah, sebagai masyarakat yang sudah tidak tabu lagi terhadap politik sudah pasti tahu apa sebenarnya yang terjadi. Apa benar ada bagi-bagi kue politik?
0 comments:
Posting Komentar