‘Ini bukan masalah
tentang gender kawan, tapi perempuan dan laki-laki memiliki tanggung jawab
sosial yang sama’
Perempuan
merupakan elemen masyarakat yang sering menjadi objek pembahasan tentang isu
sentral dan diskursus yang secara intens oleh kalangan masyarakat, baik tentang
hal kesenjangan dan diskriminasi terhadap hak-hak perempuan, baik hak politik,
maupun ekonomi. Masalah-masalah tersebut menjadikan banyak bermunculan gerakan
perempuan yang muncul atas dorongan nurani, ketidakpuasan pribadi dan
sebuah kesadaran formal ini mengalami
sebuah pergeseran menjadi kesadaran bersifat kolektif akan realitas yang
terjadi dalam masyarakat Indonesia. Terbukti dengan banyaknya bermunculan
pergerakan-pergerakan dan pembelaan atau aksi-aksi yang jelas dari para
perempuan. Pada dasarnya perempuan memiliki peran yang sangat besar dalam semua
lapisan masyarakat. namun, pada akhir-akhir ini, pergerakan perempuan mengalami
kelesuan, spirit yang dulu berkobar sedikit meredup. Menurut Soe Hok Gie
“Perempuan akan dikalahkan laki-laki, jika yang diurusi hanya pakaian”.
Sehingga Pemahaman tentang peran perempuan menjadi sebuah urgen untuk mewujudkan perubahan yang lebih progresif dengan
diharapkan bermunculan gerakan-gerakan transformasi perempuan yang peka
terhadap kondisi social masyarakat.
Metodologi
gerakan perempuan di Indonesia memang masih belum terkonsepkan dengan matang. Banyak
yang memperdebatkan bahwa gerakan perempuan di Indonesia merupakan gerakan yang
berlandasan ideologi feminisme barat. Gerakan-gerakan kemasyarakat untuk
memberdayakan perempuan sehingga seolah-olah feminisme barat menjadi kiblat
pergerakan perempuan di Indonesia. Namun, sejatinya apapun istilah maupun teori
yang digunakan Indonesia merupakan masyarakat yang memilki sosial kultur yang
sangat berbeda dengan barat sehingga gerakan perempuan di Indonesia disetiap
wilayah berbeda sesuai dengan kultur masing-masing, namun dengan platform yang
sama yaitu memberdayakan perempuan serta memperoleh kesetaraan dan keadilan
gender.
0 comments:
Posting Komentar